Seorang gadis yang dilahirkan di kota dengan hingar bingar keramaian Jakarta, 20 tahun yang lalu memiliki karakter perfeksionis, tetapi terkadang mudah putus asa. Seringkali bekerja berdasarkan mood, tapi apabila sedang dalam mood baik, saya mampu berkutat dengan pekerjaan tersebut berjam-jam bahkan berhari-hari. Seringkali selalu merasa ada yang kurang saat mengerjakan pekerjaan, itu yang membuat pekerjaan jadi semakin lama untuk selesai, bahkan membuat lupa waktu.
Saya memang sudah menentukan pilihan walaupun masih cukup bimbang. Saya tertarik pada bidang Advertising. Pada awalnya saya memiliki ketertarikan pada Jurnalistik, tapi seiring berjalannya waktu, saya menemukan keasikkan sendiri saat saya berkutat di depan layar laptop untuk mendesain karya sederhana saya atau mengedit project film. Ya bisa dibilang, saya menemukan hobi baru semenjak saya menduduki bangku kuliah ini.
Awal ketertarikan saya untuk memilih bidang Advertising berawal dari suatu ‘keterpaksaan’. Mengapa saya sebut demikian? Saat saya duduk di bangku SMA, terkadang ada project besar kelompok seperti membuat film. Banyak dari mereka yang memang kreatif dan mampu melakukannya, sehingga saya cukup terlihat pasif dan hanya menyumbangkan ide-ide saja. Sehingga saya tidak mengerti bagaimana cara untuk membuat film dokumenter, termasuk mengedit film.
Memasuki bangku kuliah, mendapat pelajaran Pengantar Ilmu Komunikasi yang diajar oleh Dekan FIKOM, yaitu Pak Eko Harry Susanto. Beliau banyak memberikan tugas project film dalam bentuk kelompok. Dan yang cukup membuat panik, tidak satupun dari anggota kelompok saya yang dapat mengedit film. Saya mengistall program khusus untuk mengedit film selain Windows Movie Maker. Saya belajar bagaimana menggunakan program tersebut dengan baik, awalnya sempat bingung, tapi saya tidak putus asa. Project pertama berhasil diselesaikan dengan baik, yang lebih membuat saya bangga dan senang adalah saya tidak perlu membayar orang untuk menyelesaikan tugas tersebut, di saat saya mengetahui beberapa kelompok lain menggunakan orang yang ahli untuk mengedit film tersebut. Walau hasil kelompok saya tidak sesempurna mereka.
Semakin kecintaan saya pada bidang ini terutama saat Semester II mendapat tugas membuat majalah untuk memenuhi tugas mata kuliah English II. Setelah banyak mencari banyak program yang dapat digunakan untuk membuat majalah, lagi-lagi saya belajar untuk mengoperasikannya. Akhirnya saya memilih menggunakan program desain yang memang pernah saya pelajari di bangku SMA. Berbekal teori dan praktek sederhana, akhirnya jadilah majalah sederhana tersebut.
Demikian cerita pengalaman singkat saya yang semua bermula dari 0. Prinsip hidup terpenting bagi saya adalah Life is a journey, not a destiny. Sekarang kita mampu berangan setinggi-tingginya tentang mimpi kita, tapi dibutuhkan niat untuk merealisasikannya. Tidak semua orang bisa memperoleh kesuksesan dengan cara instan dan saya percaya kesuksesan yang diraih dengan kerja keras tentunya akan lebih menghasilkan buah yang manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar